Minggu, 17 Oktober 2010 tepat bersamaan dengan kumandang adzan Maghrib, di sebuah Rumah Bersalin di kawasan njero mbeteng
Kraton Surakarta Hadiningrat, seorang bayi perempuan lahir. Bayi
perempuan dengan berat 3,2 Kg dan panjang 48 cm itu adalah puteri ke-2
seorang kaumbiasa ini. Sujud syukur kehadirat Gusti ALLAH SWT Sang Maha
Segalanya, penantian panjang selama 9 bulan lebih 12 hari akhirnya usai
sudah.
Berbeda dengan anak pertama saya, Rama Maheswara Az-Zahirul Haq,
yang pada hari 3 sudah diberi nama, puteri ke-2 saya ini baru saya
kasih nama pada hari 5 dia terlahir di dunia ini. Bukan apa-apa sih,
sebab selain rada bingung mau ngasih nama siapa, juga adat di
Solo beda dengan di Bojonegoro. Di Bojonegoro adatnya adalah bayi harus
sudah dinamai tiga hari setelah kelahirannya, sementara di Solo adatnya
beda, bayi dinamai biasanya setelah sepasar atau lima hari.
Setelah bermeditasi sejenak akhirnya saya dan isteri saya sepakat memberinya nama Kayana Putri Az-Zahirul Haq. Sebuah nama diambil dari perpaduan bahasa Sansekerta, Jawa dan Arab.
Kayana [Sansekerta] : dermawan, baik hati
Putri [Jawa] : perempuan, wanita
Az-Zahirul Haq [Arab] : pendukung dan pembela kebenaran
Kami berharap kelak anak ini menjadi seorang perempuan yang dermawan dan selalu membela kebenaran.
Doa kami, sebagai orang tua, nantinya
kau bisa menjadi apa yang kami idamkan nak. Sesuai dengan namamu, bahwa
kamu akan menjadi seorang dermawan yang selalu berbaik hati dalam
berbagi dengan sesama serta senantiasa membela kebenaran dan akhirnya
mencapai kemuliaan. Dan tulisan ini semoga akan menjadi pengingatmu di
kemuadian hari kelak.
Terima kasih Tuhan atas anugrahMu , terima kasih untuk istriku tercinta, Afrik Febiantanti, yang telah menjaga benih yang kutabur, mari kita rawat dan besarkan sang Putri guna menjadi apa yang kita cita-citakan.
Terima kasih Tuhan atas anugrahMu , terima kasih untuk istriku tercinta, Afrik Febiantanti, yang telah menjaga benih yang kutabur, mari kita rawat dan besarkan sang Putri guna menjadi apa yang kita cita-citakan.