Sunday, September 30, 2018

Pasar Kota Bojonegoro

Pasar Kota Bojonegoro adalah salah satu pasar tradisional yang ada di Bojonegoro. Pasar kota Bojonegoro terletak di pusat kota, di dekat alun-alun. Tepatnya di Jalan Trunojoyo, Ledok Kulon, Kadipaten, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro.

Seperti halnya pasar tradisional lain, di sini banyak pedagang yang menggelar dagangan beraneka jenis dagangan. Berikut ini video blusukan ke pasar kota Bojonegoro.


catatan: Video adalah koleksi pribadi

Friday, September 28, 2018

Kelas dan Sub Kelas di Kereta Api

Bagi masyarakat yang menggunakan kereta api, saat ini telah cukup banyak renovasi dan inovasi yang dilakukan oleh pengelola perkertaapian kita. Salah satunya adalah keberadaan Kelas dan Sub Kelas. Lalu apa yang membedakan? Berikut ini adalah penjelasannya. Silakan disimak.
Kelas Kerata Api
Berdasarkan jenis kelasnya, kereta api terbagi atas 3 (tiga) kelas yakni Kelas Eksekutif; Kelas Bisnis dan Kelas Ekonomi. Ketiganya saat ini telah dilengkapi dengan pendingin ruangan atau AC juga telah ada larangan untuk merokok di dalam gerbong serta ketiadaan pedagang asongan. Selain itu juga mulai diberlakukan pengecekan tiket dengan identitas penumpang untuk memastikan dan menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang.

Perbedaan Kelas di Kereta Api
Hal-hal yang secara umum membedakan antar kelas dalam pelayanan kereta api adalah sebagai berikut ini;

  • Harga tiket. Harga tiket kelas eksekutif jauh lebih mahal dibandingkan kelas bisnis atau ekonomi.
  • Fasilitas. Fasilitas kereta api eksekutif biasanya disediakan selimut dan bantal secara gratis. Kualitas AC dan hiburan di dalam gerbong tentunya lebih baik dibandingkan kelas bisnis maupun ekonomi.
  • Tempat duduk. Kereta api kelas eksekutif dan bisnis adalah 2 - 2, sedangkan kelas ekonomi tempat duduknya disusun 2 - 3 atau bahkan 3 -3 yang biasanya juga saling berhadapan. Sehingga kaki susah bergerak. Sandaran tempat duduk kelas ekonomi juga lebih keras dibandingkan kelas bisnis maupun eksekutif. Meskipun pada saat ini telah ada beberapa kereta api kelas ekonomi yang fasilitas tempat duduknya sudah mirip kelas bisnis bahkan kelas eksekutif.
  • Waktu tempuh. Kereta api eksekutif memiliki waktu tempuh yang lebih cepat, karena hanya berhenti di stasiun-stasiun besar saja.
  • Stasiun dan fasilitasnya. Stasiun yang disinggahi kelas eksekutif dengan kelas bisnis dan ekonomi di banyak daerah selalu dibedakan. Fasilitasnya juga tidak sama.
Mulai April 2013, PT Kerata Api Indonesia menerapkan sistem sub kelas. Sub Kelas adalah zona tempat duduk dalam kereta api. Sub kelas ini diterapkan pada semua kelas kereta api. Sebenarnya tidak ada perbedaan fasilitas antar sub kelas. Namun sub kelas ini membedakan harga tiket.

Berikut ini penjelasan Sub Kelas di Kereta Api;
  • Eksekutif: A, H, I, J, X. Sub kelas A memiliki tarif tertinggi sedangkan sub kelas X adalah umumnya tarif promo
  • Bisnis: B, K, N, O, Y. Sub Kelas B adalah tarif tertinggi sedangkan sub kelas Y adalah tarif promo.
  • Ekonomi Komersial: C, P, Q, S, Z. Sub kelas C adalah bertarif paling tinggi sedangkan sub kelas S adalah tarif terendah, dan sub kelas Z adalah tarif promo.
Memang tidak ada perbedaan fasilitas, akan tetapi sub kelas tertinggi (tarif termahal) biasanya memiliki posisi yang menguntungkan yakni di gerbong tengah dari rangkaian kereta api sehingga penumpang dapat naik dan turun dengan lebih mudah karena biasaya dekat dengan pintu keluar masuk stasiun. Sub kelas tertinggi biasanya juga dekat dengan gerbong makan, sehingga penumpang mudah memesan makanan dan minuman. Dan biasanya gerbong tengah lebih nyaman karena tidak terlalu mengalami goncangan.

Gambar adalah koleksi pribadi 

Sunday, September 2, 2018

Masjid Jami' Keraton Sambas

Masjid Jami' Keraton Sambas adalah masjid yang berada di komplek Istana Alwatzikhoebillah Keraton Kesultanan Sambas. Masjid ini nama resminya adalah Masjid Jami' Sultan Muhammad Syafi'oeddin II. 

Masjid Jami' ini awalnya adalah rumah sultan yang dijadikan mushala. Dibangun oleh Sultan Umar Aqomuddin (1702 - 1727 M). Kemudian oleh Sultan Muhammad Syafi'oeddin dikembangkan menjadi masjid besar (jami'). Pada bagian dalam, jumlah tiang bagian tengah berjumlah delapan yang bermakna pendirinya adalah Sultan kedelapan.

Dibangun dengan bahan baku kayu bulian dengan dilengkapi ukiran khas Melayu Sambas. Diresmikan pada 10 Oktober 1885 M. Dan ini adalah masjid tertua di Kalimantan Barat.