Showing posts with label Video. Show all posts
Showing posts with label Video. Show all posts

Tuesday, September 28, 2021

Pantai Walakiri, Sumba Timur

Pantai Walakiri berada di Kabupaten Sumba Timur. Adalah salah satu pantai dari 18 (delapan belas) pantai yang ada di Sumba Timur. Perjalanan dari Waingapu, Ibukota kabupaten Sumba Timur, ditempuh sekitar 18 menit berkendara.

Pantai ini terkenal dengan sunset-nya. Jika kita datang diwaktu dan saat yang tepat, maka akan dapat menikmati sunset yang sangat indah.


Berikut ini beberapa foto, yang berhasil diambil pada 26 September 2021. Pada saat itu cuaca sedang sedikit berawan.








Silakan juga simak video di link Youtube ini: Walakiri, Sumba Timur - YouTube 



Sunday, July 5, 2020

Masjid Agung Magelang

Masjid Agung Kota Magelang berada di sebelah barat Alun-alun Kota Magelang. Di wilayah Kauman, tepatnya. Berada di jantung Kota Magelang. Usianya telah ratusan tahun. Awalnya hanya berupa mushola (langgar) kecil, didirikan pada tahun 1650 oleh seorang Ulama dari Jawa Timur bernama Kyai Mudzakir. Makam beliau ada di sebelah barat masjid ini.

Pertama kali berdiri hanya ada fasilitas yang sangat sederhana. Bahkan tempat wudlu pun belum ada. Baru tahun 1779 dibangun sumur untuk berwudlu. Tahun 1797 dipugar dengan penambahan mimbar untuk khotbah dan tiang dari kayu jati yang didatangkan dari Bojonegoro. Pemugaran ini tertulis dalam prasasti yang ada di dalam masjid.


Seorang Doktor dari UGM, menyebut bahwa Raden Danoeningrat I, Bupati Magelang pertamalah yang merenovasi langgar ini menjadi masjid pada tahun 1810. Bangunan dengan arsitektur Belanda. Pada tahun 1871 masjid ditambahkan menara kecil dan serambi oleh RAA Danoeningrat III (Bupati III Magelang). Kemudian pada 1934 atas prakarsa Bupati V Magelang, RAA Danoesoegondo, dilakukan pemugaran besar-besaran. 

Bangunan yang kita lihat saat ini adalah hasil pemugaran tahun 1934, namun tanpa menara. Menara masjid setinggi 24 meter tersebut, baru dibangun pada tahun 1991 atas prakarsa Walikota Magelang, Bagus Panuntun.

Menurut penuturan Ketua Takmir Masjid, H. Djauhari, pada masa perang kemerdekaan, masjid ini digunakan sebagai markas tentara yang berperang melawan Belanda. Banyak tentara yang singgah di masjid ini saat mereka menuju Parakan untuk meminta senjata dan doa ke Kyai Subchi.

H. Djauhari juga menyatakan bahwa Kiblat masjid ini telah lurus dengan Makkah, sejak didirikan oleh Kyai Mudzakir. Ini adalah salah satu dari 3 (tiga) Masjid Agung di Jawa Tengah yang kiblatnya telah lurus, dua yang lain adalah Masjid di Grobogan dan Masjid Agung Jawa Tengah.





Foto dan Video adalah koleksi pribadi, diambil pada 4 Juli 2020

Saturday, November 30, 2019

Jernihnya Air di Waikelo Sawah, Sumba Barat Daya

Jika Anda berkunjung ke Pulau Sumba, perlu menyempatkan diri untuk mampir di Waikelo Sawah. Sebuah bendungan yang airnya sangat jernih. Waikelo Sawah berada di dalam wilayah administrasi Kabupaten Sumba Barat Daya. Kabupaten Sumba Barat Daya adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat, pada tahun 2007. 

Lokasi Waikelo Sawah berlokasi di Desa Tema Tana, Kecamatan Wewewa Timur, Sumba Barat Daya. Lokasinya tidak jauh dari Kota Waikabubak, Ibukota Sumba Barat. Dapat diakses dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Ditempuh setidaknya 20 menit berkendara dari Waikabubak, Sumba Barat, jika Anda berangkat dari Tambolaka, Sumba Barat Daya perlu waktu sekitar 40 menit berkendara.

Bendungan Waikelo Sawah dibangun pada tahun 1976, dirancang untuk tujuan irigasi dan pembangkit listrik. Berada di kaki bukit dan banyak dikelilingi oleh pepohonan rimbun dan sawah-sawah milik masyarakat, membuat suasananya sejuk. Banyak warga memanfaatkan kolam bendungan ini untuk mandi dan mencuci. Tak jarang mereka mengambil air bersih dari tempat ini untuk kebutuhan sehari-hari.





Kolam airnya tenang, namun sebenarnya arusnya besar di dalam kolam tersebut. Menurut penuturan warga setempat, kolam ini pernah memakan korban jiwa. Debit air yang mengalir dari bendungan ini diperkirakan 1000 Liter/detik. Berlimpahnya air ini digunakan untuk mengairi sawah ke Desa Tema Tana, Kalembu, Ndara Mane, Mereda Kalada, Pada Eweta, Ww Rame serta Tanggaba. Selain itu aliran ini juga untuk pembangkit listrik. 

Pulau Sumba terkenal kering dan tandus, sebab di Sumba musim kemarau bisa mencapai 9 bulan dan musim hujan hanya 3 bulan. Namun ternyata ada sumber mata air yang jernih dan berlimpah. Waikelo Sawah adalah salah satunya.














Catatan: Foto dan Video adalah koleksi pribadi, diambil pada 19 November 2019

Wednesday, November 13, 2019

Sanolo, Sentra Garam di Bima

Apabila kita menuju Bima, Nusa Tenggara Barat dengan menggunakan pesawat, pada saat akan mendarat, kita akan melihat hamparan tambak garam yang luas sepanjang mata memadang. Itulah tambak garam milik warga di kawasan Sanolo.

Sanolo adalah sebuah Desa di Kabupaten Bima. Lokasinya secara administratif berada di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Desa Sanolo adalah sentra garam di Kabupaten Bima. Mayoritas warga desa ini adalah petani garam. Garam adalah andalan penghasilan bagi warga desa ini.

Pada saat musim kemarau seperti ini, hamparan tambak garam sungguh indah disaksikan, baik dari udara maupun saat kita mendatangi lokasi ini. Saya berkesempatan mendatangi lokasi ini pada tanggal 10 November 2019 lalu. 



Hamparan tambak sungguh memanjakan mata. Angin kencang di tambak tidak membuat terasa panas, walaupun matahari masih bersinar terik pada saat menjelang sore. Pukul setengah 5 sore. Berikut ini sedikit yang berhasil direkam kamera handphone saya.


Petani sedang melakukan Panen Garam












Foto dan Video adalah koleksi pribadi







Sunday, January 27, 2019

Masjid Jami' Kampung Baru, Kota Palu

Masjid Jami' Kampung Baru, Kota Palu ini didirikan pada 1812 oleh seorang tokoh bernama Haji Borahima. Beliau adalah salah satu bangsawan Kaili yang cukup terpandang di kampung baru waktu itu. Borahima memeluk Islam setelah bertemu dengan Syekh Abdullah Raqi atau juga dikenal dengan nama Datuk Karama, yang berasal dari Minangkabau. Datuk Karama menyiarkan dan berdakwah di Tanah Kaili pada abad XVII masehi.

Pada mulanya masjid ini didirikan dengan dinding kayu dan beratap rumbia atau alang-alang. Pada perkembangannya, mengalami pemugaran dan renovasi beberapa kali. Renovasi pertama di tahun 1930. Pada tahun 2004 didirikan sebuah menara yang sekarang ini dapat kita lihat yang berdampingan dengan bangunan masjid ini. Tinggi menara adalah 30 meter. Sebelumnya pada tahun 1953 sudah dibangun menara sebanyak 2 buah, namun akhirnya dibongkar dan digantikan dengan menara yang sekarang.



Masjid Jami' ini saat ini terletak di Jalan Wahid Hasyim, wilayah kampung baru, Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.


Sisi barat, timur dan selatan masjid terdapat makam. Adalah makam Haji Borahima di sebelah barat masjid. Juga terdapat makam para tokoh Islam Palu di selatan, utara dan timur masjid jami' ini.


Pada saat bencana gempa bumi, likuefaksi dan tsunami melanda Palu bulan September 2018 lalu, masjid ini tidak terkena dampaknya. Masih utuh berdiri.



Disarikan dari berbagai sumber
Foto dan Video adalah Koleksi Pribadi

Saturday, January 19, 2019

Kampung Adat Prai Ijing, Sumba Barat

Prai Ijing adalah salah satu dari sekian banyak perkampungan adat yang terdapat di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Kampung Adat Prai Ijing ini terletak di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Berada di pusat pemerintahan kabupaten Sumba Barat, kampung ini tetap terjaga kelestariannya dan keasliannya.

Oleh pemerintah desa setempat, untuk mengunjungi kampung adat ini dikenakan retribusi sebesar Rp. 20.000 (dua puluh ribu rupiah). Hal ini diatur dalam Peraturan Desa Tebara. Ini merupakan salah satu kewenangan desa. Sementara pembinaan lembaga adat adalah kewenangan desa berdasarkan hak asal usul


Untuk mencapai lokasi kampung ini, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil. Pada saat kita mencapai gerbang, akan ada pos retribusi dan ada lahan yang disediakan untuk parkir kendaraan. Naik ke kampungnya harus berjalan kaki, dengan tanjakan yang cukup lumayan curam.

Di kampung ini dulunya ada 42 rumah. Namun pada tahun 2000, mengalami kebakaran sehingga yang masih ada dan dapat diselematkan kembali tersisalah 38 rumah adat. Rumah-rumah di sini yang menarik dan mencolok adalah barisa rumah adat dengan atap menara yang menjulan tinggi. Walaupun tak semua atap dilengkapi dengan menara. Rumah yang dilengkapi atap menara disebut dengan Uma Mbatangu, sedangkan yang tidak dilengkapi menara disebut dengan Uma Bokulu atau rumah besar, atapnya tidak seperti menara. Uma Mbatangu tinggi atapnya bisa mencapai 30 meter. Kedua jenis rumah ini adalah rumah panggung terbuat dari kayu malela, kayu mata api dan kayu nangka dengan atap dari alang-alang.


Rumah adat terbagi 3 (tiga) bagian. Bagian bawah untuk memelihara ternak, bagian tengah untuk manusia beraktivitas dan bagian atas untuk menyimpan makanan. Bagian atas ini juga diyakini sebagai tempat roh. Di bagian atas ini masyrakat meyakini bahwa Marapu menyaksikan meraka dari menara tersebut.


Masyarakat Sumba umumnya termasuk di Sumba Barat ini menganut agama Marapu. Marapu adalah agama asli yang meyakini pada pemujaan arwah-arwah leluhur. Dalam Bahasa Sumba, arwah leluhur disebut dengan Marapu yang maknanya dipertuan atau dimuliakan.




catatan: Foto dan Video adalah koleksi pribadi



Friday, November 16, 2018

Tugu Khatulistiwa: Garis Nol Bumi

Tugu Khatulistiwa adalah titik nol bumi. Terletak di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Kota Pontianak. Sekitar 3 Km dari pusat Kota Pontianak. Tidak jauh dari Jembatan Sungai Kapuas, berada di sebelah kiri jalan.

Dalam catatan yang terdapat di dalam gedung monumen, yang disebutkan bahwa berdasarkan pada catatan dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef van den Topographischen dienst in Nederlandsch-Indie: Den 31 sten Maart 1928, bahwa telah ada suatu ekspedisi internasional yang dipimpin oleh ahli geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik garis equator di Kota Pontianak. 

Tonggak tersebut dibuat dengan konstruksi sebagai berikut:
  • Tugu pertama dibangun pada 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah
  • Pada tahun 1930 disempurnakan berbentuk tonggak dengan lingkaran dan anak panah
  • Pada tahu 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh arsitek Silaban. Dan tugu asli tersebut dapat dilihat sekarang ini di bagian dalam monumen. Tugu dibuat dari 4 buah tonggak kayu bulian (kayu besi) dengan diameter 0,3 meter, dengan ketinggian 3,05 meter, dan tonggak di bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,4 meter.
  • Pada tahun 1990, direnovasi dengan pembuatan kubah (monumen) untuk melindungi tugu asli serta ada pembuatan duplikat dengan ukuran 5 kali dari besar tugu yang asli. Diresmikan pada 21 September 1991.
Tugu dibuat dari 4 buah tonggak kayu bulian (kayu besi) dengan diameter 0,3 meter, tinggi 3,05 meter. Terdapat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,4 meter. Diameter lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR (dalam bahasa Belanda bermakna Equator) sepanjang 2,11 meter. Panah penunjuk arah panjangnya 2,15 meter.

Pada bulan Maret 2005, tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan uji dengan metode terestrial dan ekstraterestrial dengan menggunakan GPS dan stake-out. Hasilnya, mengoreksi titik nol khatulistiwa. Posisi tugu saat ini berada di 0 derajat 0 menit 3,809 detik lintang utara. Sementara 0 derajat 0 menit 0 detik berada di 117 meter dari tugu yang sekarang ke arah Sungai Kapuas. Posisi tersebut saat ini ditandai dengan tonggak pipa.







disarikan dari berbagai sumber.
foto adalah koleksi pribadi, diambil pada 12 November 2018

Sunday, September 30, 2018

Pasar Kota Bojonegoro

Pasar Kota Bojonegoro adalah salah satu pasar tradisional yang ada di Bojonegoro. Pasar kota Bojonegoro terletak di pusat kota, di dekat alun-alun. Tepatnya di Jalan Trunojoyo, Ledok Kulon, Kadipaten, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro.

Seperti halnya pasar tradisional lain, di sini banyak pedagang yang menggelar dagangan beraneka jenis dagangan. Berikut ini video blusukan ke pasar kota Bojonegoro.


catatan: Video adalah koleksi pribadi

Sunday, September 2, 2018

Masjid Jami' Keraton Sambas

Masjid Jami' Keraton Sambas adalah masjid yang berada di komplek Istana Alwatzikhoebillah Keraton Kesultanan Sambas. Masjid ini nama resminya adalah Masjid Jami' Sultan Muhammad Syafi'oeddin II. 

Masjid Jami' ini awalnya adalah rumah sultan yang dijadikan mushala. Dibangun oleh Sultan Umar Aqomuddin (1702 - 1727 M). Kemudian oleh Sultan Muhammad Syafi'oeddin dikembangkan menjadi masjid besar (jami'). Pada bagian dalam, jumlah tiang bagian tengah berjumlah delapan yang bermakna pendirinya adalah Sultan kedelapan.

Dibangun dengan bahan baku kayu bulian dengan dilengkapi ukiran khas Melayu Sambas. Diresmikan pada 10 Oktober 1885 M. Dan ini adalah masjid tertua di Kalimantan Barat.







Friday, August 31, 2018

Istana Alwatzikhoebillah Kesultanan Sambas

Sambas adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur. Di sini terdapat sebuah peninggalan bersejarah, yakni Istana Alwatzikhoebillah dan Masjid Jami' Sultan Muhammad Syafi'oeddin II.

Kerajaan Sambas dulunya adalah kerajaan Hindu, kemudian berubah menjadi Kesultanan Islam. Diperkirakan berdiri pada 1671 dan Raden Sulaiman (anak Sultan Tengah, anak Sultan Brunai) adalah Sultan Sambas pertama. Sebelum hijrah ke Lubuk Madung, Raden Sulaiman tinggal di kota lama (Pusat Kerajaan Sambas) bersama Mas Ayu Bungsu, istrinya, (putri Ratu Sepudak, Penguasa Kerajaan Sambas). Memilih pindah ke Lubuk Madung untuk kemudian membangun wilayah ini dan mendirikan istana, karena Lubuk Madung merupakan daerah subur dan strategis karena merupakan pertemuan tiga sungai, yakni Sungai Subah, Sungai Sambas Kecil dan Sungai Teberau.

Istana yang didirikan oleh Raden Sulaiman, yang kemudian bergelar Sultan Muhammad Shafiudin I dinamai dengan Alwatzikhoebillah. Namun istana yang dapat kita lihat sekarang ini adalah dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiudin, sultan kelima belas Kesultanan Sambas. Pembangunannya relatif singkat, hanya 2 tahun (1933 -1935) dengan biaya 65.000 gulden pinjaman dari Kesultanan Kutai Kertanegara.




Simak Video Berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Istana Kesultanan Sambas



Saturday, July 7, 2018

Serabi Ketan Bojonegoro

Serabi ketan khas Bojonegoro memiliki rasa khas, yakni rasa asin gurih. Kuahnya ada yang menggunakan susu atau menggunakan santan. Ada pula yang disajikan bersama ketan dengan parutan kelapa. Menjadikan ini lebih gurih. Jika ingin sensasi pedas, maka biasanya ada sambal khusus yang terbuat dari serbuk kedelai sebagai teman menikmati serabi. Biasanya akan sangat cocok jika dikonsumsi dengan kopi hitam klotok. Terasa nikmat.

Sajian ini banyak dijumpai di Bojonegoro. Banyak pedagang serabi yang menjajakan dagangannya di pagi hari. Dan biasanya mulai ramai menjelang pagi, sekitar pukul 5:30 WIB. Rata-rata penjual menyebutkan pada pukul 8 atau 9 pagi dagangan mereka telah habis.

Cukup dengan Rp. 3.000 sampai Rp. 5.000 kita telah bisa menikmati sajian khas Bojonegoro ini. Dimasak secara tradisional dengan bahan bakar kayu dan wajan terbuat dari tanah liat menjadikan rasanya khas.

Salah seorang pedagang serabi di kawasan Jalan Soetomo menyebut bahwa modal mereka berjualan adalah Rp. 200.000 dan keuntungannya mencapai 100%.

Berikut ini video Proses Pembuatan Serabi Ketan khas Bojonegoro


Wednesday, November 29, 2017

Penerbangan Pontianak ke Putussibau

Guna menuju ke Kapuas Hulu, selain dengan jalur darat dan sungai, dapat juga melalui jalur udara. Ada penerbangan dari Pontianak menuju Bandara Pangsuma, Putussibau, Kapuas Hulu. Penerbangan dari Pontianak ke Putussibau ditempuh selama 1 jam 5 menit dengan menggunakan pesawat jenis ATR.

Ketika kita melakukan perjalanan melalui udara dari Pontianak ke Putussibau kita dapat menikmati pemandangan yang SUBHANALLAH... Indahnya... Gumpalan awan berjajar dan juga sungai Kapuas yang meliak-liuk akan sangat indah dilihat dari udara karena pesawat terbang tidak terlalu tinggi. Sehingga kita dapat melihat daratan dengan cukup jelas.

Keindahan itu dapat disaksikan dalam video berikut ini.



Catatan: foto dan video adalah koleksi pribadi. diambil dengan iPhone 6