Guna menuju Kabupaten Bone dari Kota Makassar dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama kurang lebih 3 jam perjalanan tanpa macet dan hambatan lain. Namun jika hari hujan dan perjalanan dilakukan malam hari harus menempuh perjalanan sekitar 5 jam. Jalur jalan darat perbukitan berkelok dengan tikungan tajam, bahkan tikungan lettes "S" dan "U" akan banyak ditemui sepanjang perjalanan, dimulai dari wilayah Camba (Maros) hingga Bengo (Bone).
Di daerah Bengo (Bone), tepatnya di Desa Lilirawang, Kecamatan Bengo, ada sebuah terowongan batu cadas sepanjang 8 meter dan lebar 5 meter, terowongan ini disebut oleh warga setempat dengan nama Sumpang Labbu yang bermakna Jalan Berdebu. Namun dulunya terowongan ini disebut dengan Batu Goroe atau Batu Massebboe yang bermakna Batu Berlubang, yang menurut cerita dibuat dengan dipahat oleh ribuan pekerja paksa zaman Balanda.
Dan memang menurut cerita sejarah, jalur Makassar - Bone ini dibangun oleh Belanda guna menghindari Pasukan Kerajaan Gowa yang melakukan perang gerilya di pegunungan bagian selatan Pulau Sulawesi. Pasukan Gowa melakukan perang gerilya setelah keberadaan perjanjian Bongaya yang merugikan dan membuat Kerajaan Gowa tidak berdaya.
Di terowongan Sumpang Labbu ini, truk terkadang tidak masuk, sehingga sangat sering akan melakukan bongkar muatan terlebih dahulu agar dapat memasuki terowongan. Di sekitar terowongan banyak warga yang menyediakan jasa bongkar muat barang bagi truk angkutan barang yang akan membongkar muatannya guna melawati terowongan ini.
Di terowongan Sumpang Labbu ini, truk terkadang tidak masuk, sehingga sangat sering akan melakukan bongkar muatan terlebih dahulu agar dapat memasuki terowongan. Di sekitar terowongan banyak warga yang menyediakan jasa bongkar muat barang bagi truk angkutan barang yang akan membongkar muatannya guna melawati terowongan ini.