Showing posts with label Kuliner. Show all posts
Showing posts with label Kuliner. Show all posts

Saturday, July 7, 2018

Serabi Ketan Bojonegoro

Serabi ketan khas Bojonegoro memiliki rasa khas, yakni rasa asin gurih. Kuahnya ada yang menggunakan susu atau menggunakan santan. Ada pula yang disajikan bersama ketan dengan parutan kelapa. Menjadikan ini lebih gurih. Jika ingin sensasi pedas, maka biasanya ada sambal khusus yang terbuat dari serbuk kedelai sebagai teman menikmati serabi. Biasanya akan sangat cocok jika dikonsumsi dengan kopi hitam klotok. Terasa nikmat.

Sajian ini banyak dijumpai di Bojonegoro. Banyak pedagang serabi yang menjajakan dagangannya di pagi hari. Dan biasanya mulai ramai menjelang pagi, sekitar pukul 5:30 WIB. Rata-rata penjual menyebutkan pada pukul 8 atau 9 pagi dagangan mereka telah habis.

Cukup dengan Rp. 3.000 sampai Rp. 5.000 kita telah bisa menikmati sajian khas Bojonegoro ini. Dimasak secara tradisional dengan bahan bakar kayu dan wajan terbuat dari tanah liat menjadikan rasanya khas.

Salah seorang pedagang serabi di kawasan Jalan Soetomo menyebut bahwa modal mereka berjualan adalah Rp. 200.000 dan keuntungannya mencapai 100%.

Berikut ini video Proses Pembuatan Serabi Ketan khas Bojonegoro


Thursday, January 12, 2012

Wedang Tape Bojonegoro


Salah satu yang cukup melegenda dari Bojonegoro adalah wedang tapenya. Wedang tape yang terbuat dari tape ketan hitam disajikan dengan santan panas ini benar-benar mak nyuusss….. 

Warung wedang tape di Jalan KH Maskur Bojonegoro ini memang legendaris dan sudah ada sejak dekade 1950-an, penjual yang sekarang ini adalah generasi ketiga. Maka tak heran jika yang berkunjung selalu ramai, apalagi pada momen-momen seperti mudik lebaran. Mereka-mereka yang sudah jadi langganan tetap selalu menyempatkan mampir kesini, termasuk saya yang kini jadi pelanggan tetap kalau pas mudik ke Bojonegoro. 

Silahkan kalau pas maen-maen ke Bojonegoro, monggo mampir di Warung Wedang Tape di Jalan KH Maskur Bojonegoro ini. Dijamin ketagian dehh…. 

Disini, kita bisa menikmati wedang tape dan juga ada rujak cingur, lontong kikil serta yang pasti bagi saya adalah ada rambak kulit sapi goreng. Pokoknya mak nyuusss dech..

Saturday, June 4, 2011

Nasi Godog Magelang

Jika Anda bertandang ke daerah Magelang, maka sempatkan untuk mencicipi kuliner khas Magelang. Selain terkenal dengan gethuk-nya, Magelang juga kondang dengan keberadaan nasi godong atau nasi rebus.

Proses pembuatan nasi godog adalah kuah yang dimasukkan bersama bumbu rempah-rempah dipanaskan diatas bara arang, setelah itu dimasukkan nasi putih dan mie kemudian dimasak dengan kuah yang sudah diberikan bumbu-bumbu rempah-rempah tadi hingga matang, setelah matang ditambahkan potongan daging ayam dan telor. Kadang-kadang ditambahkan dengan rempelo ati serta ceker. Semua tergantung permintaan pembeli.

Para penjual nasi godog dapat ditemui di warung-warung tenda kaki lima yang tersebar di seantero Magelang; diantaranya di sekitar alun-alun Kota Magelang, pusat jajanan Muntilan, sekitar Candi Borobudur dan banyak tempat lainnya. Mereka buka pada sore hingga malam hari. Harganya pun tak mahal yakni berkisar antara Rp. 5.000 hingga Rp. 8.000 saja.

Saturday, January 3, 2009

Bakso Ora Patek Enak

“Bakso Ora Patek Enak”. Demikian tulisan yang terpampang di sebuah warung bakso yang berada di Jalan Soedirman, Bojonegoro, Jawa Timur.

Maksud dalam bahasa Indonesia tulisan tersebut adalah “Bakso Tidak Terlalu Enak”, cukup menggelitik pikiran orang yang membacanya. Sebab biasanya tulisan di warung-warung makan selalu menonjolkan kelebihan dari rasa masakannya, namun ini justru kebalikannya. Menyampaikan pesan bahwa masakan di warung bakso tersebut tidak terlalu enak.

Dan yang aneh adalah warung bakso tersebut cukup laris dikunjungi orang. Mungkin mereka ingin membuktikan, apakah masakan warung bakso tersebut benar-benar tidak enak atau justru masakannya cukup enak dinikmati.

Demikian juga dengan saya, saat pertama kali membaca tulisan tersebut muncul rasa penasaran. Benarkah tidak enak masakannya? Ternyata pada saat saya mencobanya ternyata rasa masakan bakso di warung “Bakso Ora Patek Enak” lumayan enak. Kata istri saya, “yah, lumayan dari pada lu manyun” ucapnya sambil tertawa.

Iklan yang dianggap negatif ternyata juga cukup menarik minat orang untuk mengunjunginya karena didorong rasa penasaran. Itulah pelajaran pertama yang dapat kita petik. Pelajaran kedua adalah bahwa tidak selamanya iklan itu benar sesuai aslinya. Jadi kesimpulan saya adalah jangan menilai atau percaya sesuatu sebelum kita tahu secara detailnya.