Tuesday, December 18, 2018

Dana Traha: Komplek Pemakaman Kesultanan Bima

Komplek pemakaman Dana Traha adalah salah satu kawasan pemakaman raja-raja Kesultanan Bima dan keturunannya. Lokasinya berada di puncak bukit yang menghadap ke Teluk Bima. Letaknya tepatnya di Kampung Dara, Keluarahan Paruga Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima. Komplek pemakaman kesultanan Bima yang lain antara lain adalah di Komplek Tolobali; komplek Sebelah barat Masjid Agung Sultan Muhammad Salahudin; Komplek Bata di Pane.

Dana Traha secara harfiah bermakna tempat istirahat. Di sinilah kompleks peristirahatan keluarga Kesultanan Bima. Meskipun ini kompleks pemakaman namun jauh dari kesan angker. Dari tempat ini dapat melihat pemandangan Kota Bima dan Teluk Bima dari ketinggian. Dan di masa lalu, pada sekitar abad X Masehi, tempat ini juga difungsikan sebagai tempat bermusyawarah para pemimpin Bima dalam melahirkan kerajaan Bima.

Sultan Abdul Kahir, adalah salah yang dimakamkan di sini. Sultan Abdul Kahir adalah Sultan Bima I dan merupakan pembawa agama Islam masuk ke tanah Bima. Beliau wafat pada 1640 Masehi. Dalam catatan sejarah yang berhasil didapatkan dari berbagai sumber, Sang Sultan ini pernah bersengketa dengan pamannya dan akhirnya meninggalkan istana. Kemudian beliau menikahi seorang puteri Makassar, bernama Karaeng Kasuruang yang melahirkan Sultan Abdul Kahir Sirajudin. Sultan Abdul Kahir Sirajudin juga dimakamkan di tempat ini.

Di komplek Daha Traha ini ada sebuha makan yang tertutup tembok tebal seperti terowongan pendek. Ini adalah makam Perdana Menteri Abdul Samad Ompu Lamani yang wafat pada 1701 M. Pada saat ditanyakan kepada penjaga, mengapa dibentuk sedemikian rupa, penjaga tidak mengetahui secara pasti mengapa makam Perdana Menteri ini dibuat seperti itu.


Di Daha Traha ini tidak nampak makam Sultan Muhammad Salahudin, Sultan Bima terakhir sebelum Kesultanan Bima bergabung dengan Indonesia. Sultan Muhammad Salahudin adalah Sultan Bima yang paling terkenal ini juga salah satu tokoh yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Maklumatnya yang terkenal dengan Maklumat 22 November 1945. Beliau meninggal pada usia 64 tahun pada 11 Juni 1951 (Kamis, 7 Syawal 1370 Hijriah). Dan dimakamkan di Jakarta.

Sultan Bima yang dimakamkan di sini adalah Sultan Abdul Kahir II yang wafat pada 2001 lalu. Makam paling ujung dan paling baru dengan ditutup sangkar kayu berukir. Sultan Abdul Kahir II adalah generasi ke empat abad penerus Kesultanan Bima setelah generasi pertama Kesultanan Bima ini didirikan.

Dari berbagai Sumber
Foto adalah Koleksi Pribadi

Friday, November 16, 2018

Tugu Khatulistiwa: Garis Nol Bumi

Tugu Khatulistiwa adalah titik nol bumi. Terletak di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Kota Pontianak. Sekitar 3 Km dari pusat Kota Pontianak. Tidak jauh dari Jembatan Sungai Kapuas, berada di sebelah kiri jalan.

Dalam catatan yang terdapat di dalam gedung monumen, yang disebutkan bahwa berdasarkan pada catatan dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef van den Topographischen dienst in Nederlandsch-Indie: Den 31 sten Maart 1928, bahwa telah ada suatu ekspedisi internasional yang dipimpin oleh ahli geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik garis equator di Kota Pontianak. 

Tonggak tersebut dibuat dengan konstruksi sebagai berikut:
  • Tugu pertama dibangun pada 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah
  • Pada tahun 1930 disempurnakan berbentuk tonggak dengan lingkaran dan anak panah
  • Pada tahu 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh arsitek Silaban. Dan tugu asli tersebut dapat dilihat sekarang ini di bagian dalam monumen. Tugu dibuat dari 4 buah tonggak kayu bulian (kayu besi) dengan diameter 0,3 meter, dengan ketinggian 3,05 meter, dan tonggak di bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,4 meter.
  • Pada tahun 1990, direnovasi dengan pembuatan kubah (monumen) untuk melindungi tugu asli serta ada pembuatan duplikat dengan ukuran 5 kali dari besar tugu yang asli. Diresmikan pada 21 September 1991.
Tugu dibuat dari 4 buah tonggak kayu bulian (kayu besi) dengan diameter 0,3 meter, tinggi 3,05 meter. Terdapat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,4 meter. Diameter lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR (dalam bahasa Belanda bermakna Equator) sepanjang 2,11 meter. Panah penunjuk arah panjangnya 2,15 meter.

Pada bulan Maret 2005, tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan uji dengan metode terestrial dan ekstraterestrial dengan menggunakan GPS dan stake-out. Hasilnya, mengoreksi titik nol khatulistiwa. Posisi tugu saat ini berada di 0 derajat 0 menit 3,809 detik lintang utara. Sementara 0 derajat 0 menit 0 detik berada di 117 meter dari tugu yang sekarang ke arah Sungai Kapuas. Posisi tersebut saat ini ditandai dengan tonggak pipa.







disarikan dari berbagai sumber.
foto adalah koleksi pribadi, diambil pada 12 November 2018

Sunday, September 30, 2018

Pasar Kota Bojonegoro

Pasar Kota Bojonegoro adalah salah satu pasar tradisional yang ada di Bojonegoro. Pasar kota Bojonegoro terletak di pusat kota, di dekat alun-alun. Tepatnya di Jalan Trunojoyo, Ledok Kulon, Kadipaten, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro.

Seperti halnya pasar tradisional lain, di sini banyak pedagang yang menggelar dagangan beraneka jenis dagangan. Berikut ini video blusukan ke pasar kota Bojonegoro.


catatan: Video adalah koleksi pribadi

Friday, September 28, 2018

Kelas dan Sub Kelas di Kereta Api

Bagi masyarakat yang menggunakan kereta api, saat ini telah cukup banyak renovasi dan inovasi yang dilakukan oleh pengelola perkertaapian kita. Salah satunya adalah keberadaan Kelas dan Sub Kelas. Lalu apa yang membedakan? Berikut ini adalah penjelasannya. Silakan disimak.
Kelas Kerata Api
Berdasarkan jenis kelasnya, kereta api terbagi atas 3 (tiga) kelas yakni Kelas Eksekutif; Kelas Bisnis dan Kelas Ekonomi. Ketiganya saat ini telah dilengkapi dengan pendingin ruangan atau AC juga telah ada larangan untuk merokok di dalam gerbong serta ketiadaan pedagang asongan. Selain itu juga mulai diberlakukan pengecekan tiket dengan identitas penumpang untuk memastikan dan menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang.

Perbedaan Kelas di Kereta Api
Hal-hal yang secara umum membedakan antar kelas dalam pelayanan kereta api adalah sebagai berikut ini;

  • Harga tiket. Harga tiket kelas eksekutif jauh lebih mahal dibandingkan kelas bisnis atau ekonomi.
  • Fasilitas. Fasilitas kereta api eksekutif biasanya disediakan selimut dan bantal secara gratis. Kualitas AC dan hiburan di dalam gerbong tentunya lebih baik dibandingkan kelas bisnis maupun ekonomi.
  • Tempat duduk. Kereta api kelas eksekutif dan bisnis adalah 2 - 2, sedangkan kelas ekonomi tempat duduknya disusun 2 - 3 atau bahkan 3 -3 yang biasanya juga saling berhadapan. Sehingga kaki susah bergerak. Sandaran tempat duduk kelas ekonomi juga lebih keras dibandingkan kelas bisnis maupun eksekutif. Meskipun pada saat ini telah ada beberapa kereta api kelas ekonomi yang fasilitas tempat duduknya sudah mirip kelas bisnis bahkan kelas eksekutif.
  • Waktu tempuh. Kereta api eksekutif memiliki waktu tempuh yang lebih cepat, karena hanya berhenti di stasiun-stasiun besar saja.
  • Stasiun dan fasilitasnya. Stasiun yang disinggahi kelas eksekutif dengan kelas bisnis dan ekonomi di banyak daerah selalu dibedakan. Fasilitasnya juga tidak sama.
Mulai April 2013, PT Kerata Api Indonesia menerapkan sistem sub kelas. Sub Kelas adalah zona tempat duduk dalam kereta api. Sub kelas ini diterapkan pada semua kelas kereta api. Sebenarnya tidak ada perbedaan fasilitas antar sub kelas. Namun sub kelas ini membedakan harga tiket.

Berikut ini penjelasan Sub Kelas di Kereta Api;
  • Eksekutif: A, H, I, J, X. Sub kelas A memiliki tarif tertinggi sedangkan sub kelas X adalah umumnya tarif promo
  • Bisnis: B, K, N, O, Y. Sub Kelas B adalah tarif tertinggi sedangkan sub kelas Y adalah tarif promo.
  • Ekonomi Komersial: C, P, Q, S, Z. Sub kelas C adalah bertarif paling tinggi sedangkan sub kelas S adalah tarif terendah, dan sub kelas Z adalah tarif promo.
Memang tidak ada perbedaan fasilitas, akan tetapi sub kelas tertinggi (tarif termahal) biasanya memiliki posisi yang menguntungkan yakni di gerbong tengah dari rangkaian kereta api sehingga penumpang dapat naik dan turun dengan lebih mudah karena biasaya dekat dengan pintu keluar masuk stasiun. Sub kelas tertinggi biasanya juga dekat dengan gerbong makan, sehingga penumpang mudah memesan makanan dan minuman. Dan biasanya gerbong tengah lebih nyaman karena tidak terlalu mengalami goncangan.

Gambar adalah koleksi pribadi 

Sunday, September 2, 2018

Masjid Jami' Keraton Sambas

Masjid Jami' Keraton Sambas adalah masjid yang berada di komplek Istana Alwatzikhoebillah Keraton Kesultanan Sambas. Masjid ini nama resminya adalah Masjid Jami' Sultan Muhammad Syafi'oeddin II. 

Masjid Jami' ini awalnya adalah rumah sultan yang dijadikan mushala. Dibangun oleh Sultan Umar Aqomuddin (1702 - 1727 M). Kemudian oleh Sultan Muhammad Syafi'oeddin dikembangkan menjadi masjid besar (jami'). Pada bagian dalam, jumlah tiang bagian tengah berjumlah delapan yang bermakna pendirinya adalah Sultan kedelapan.

Dibangun dengan bahan baku kayu bulian dengan dilengkapi ukiran khas Melayu Sambas. Diresmikan pada 10 Oktober 1885 M. Dan ini adalah masjid tertua di Kalimantan Barat.