Saturday, January 9, 2016

Bone dan Arung Palakka

Kabupaten Bone adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten dengan luas wilayah 4.559 Km2 ini secara administratif dibagi menjadi 27 Kecamatan dengan 39 Kelurahan dan 333 Desa. Berdasarkan data Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2015 jumlah penduduk Kabupaten Bone adalah 738.515 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 162 jiwa per Km2.

Untuk menuju Kabupaten Bone dapat ditempuh dengan jalur darat dari Kota Makassar selama kurang lebih 3 jam perjalanan dengan kondisi lancar tanpa macet dan tanpa rintangan seperti hujan atau ada pohon tumbang.

Selama beberapa hari di Bone guna menyelesaikan pekerjaan, secara tidak sengaja bertemu dengan salah satu tokoh di Desa Wolanggi, Kecamatan Barebo, keluarga Ibu Murni. Saya menanyakan siapa sebenarnya Arung Palakka, dan menurut catatan sejarah Arung Palakka adalah pemberontak kerajaan Gowa yang bersekutu dengan VOC. Berbagai catatan sejarah memang sedikit banyak tidak berpihak pada Arung Palakka karena persekutuannya dengan VOC. Dalam beberapa catatan di Arsip Nasional, nama Arung Palakka sangat terkenal di Batavia sejak tahun 1660 ketika dia dan pengikutnya melarikan diri dari Bone dibawah kekuasaan Sultan Hasanuddin (Kerajaan Gowa),  juga tercatat bersama VOC dalam menaklukkan perlawanan rakyat Minangkabau, Sumatera Barat. 

Namun bagi warga Bone, Arung Palakka adalah pahlawan bagi rakyat Bone, demikian disampaikan bu Murni. Saya bertanya heran, bersekutu dengan VOC namun dianggap tokoh dan pahlawan? Akhir dari diskusi, beliau memberikan sebuah buku berjudul Warisan Arung Palakka: Sejarah Sulawesi Selatan Abad ke-17 karya Prof. Leonard Y. Andaya yang ditulis tahun 1981.

Dari buku tersebut saya menjadi sedikit tahu bahwa Rakyat Bone menilai Arung Palakka berbeda dengan penilaian rakyat Indonesia lainnya. Perlawanan dan persekutuannya dengan VOC lebih didasarkan pada kepentingan politik praktis dalam melawan Kerajaan Gowa yang telah menaklukkan Bugis Bone dan banyak membawa rakyat Bone ke Makassar untuk kepentingan kerja paksa untuk membangun benteng pertahanan Kerajaan Gowa dalam melawan Belanda. Bahkan Arung Palakka dan keluarganya menjadi tawanan (sandera). Keinginannya akhirnya terwujud setelah 30 tahun berjuang, membebaskan kerajaan Bone dari cengkeraman Kerajaan Gowa.

Inilah rupanya yang menjadikan rakyat Bone sangat menghormatinya. Di Lapangan Merdeka, alun-alun Watampone, ibukota Kabupaten Bone, dibangun patung Arung Palakka sebagai bentuk penghormatan tersebut.