Bagi kebanyakan orang dinilai sebagai angka keramat, karena 9 adalah bilangan tertinggi dalam deret bilangan asli. Ada yang bilang ini angka hoki, ada yang berkata ini angka keren, ada pula yang memastikan bahwa ini angka mistik. Namun menurut saya ini angka sembilan.
Dari penerawangan saya ternyata ada yang menarik dan unik dari 9 September berkenaan dengan Agenda Pekan Olahraga Nasional (PON) I dilaksanakan di Kota Solo.
Bahwa upacara pembukaan oleh Presiden Soekarno dilakukan pada 9
September [kemudian ditetapkan sebagai Hari Olahraga Nasional]. Pekan
Olahraga Nasional I ini diikuti oleh sekitar 600 atlet yang bertanding
pada 9 cabang olahraga yakni : Atletik, Lempar Cakram,
Bulutangkis, Sepakbola, Tennis, Renang, Pencak silat, Panahan dan Bola
Basket. Dengan jumlah total medali (emas, perak, perunggu) yang
diperebutkan sebanyak 108 (1+0+8=9).
Pesertanya bukan tingkat propinsi
melainkan tingkat Kota dan Karesidenan. Ada 13 partisipan yakni
Surakarta, Yogyakarta, Bandung, Madiun, Magelang, Malang, Semarang,
Pati, Jakarta, Kedu, Banyuwangi, Surabaya. Juaranya adalah kota Solo
dengan total medali sebanyak 36 medali (3+6=9). Kok ngepasi ya?
Lebih ngepasi lagi adalah 9
hari setelah pembukaan PON I tersebut adalah peristiwa berdarah
pemberontakan PKI di Madiun pada 18 September 1948, (1+8=9).
Dimana para korbannya adalah para kyai dan ulama yang banyak berasal
dari Ormas bernama NU yang lambangnya ada bintangnya sejumlah 9.
Kabeh-kabeh kok 9 ya?